PESTISIDA NABATI DAUN MIMBA
Diajukan
untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
(UTS)
Mata Kuliah
Bioteknologi
Dosen
Pengampu : Ina Rosdiana Lesmanawati
![]() |
Disusun
Oleh:
Haniyaturrohmah
14121620639
FAKULTAS TADRIS
IPA-BIOLOGI.C/VI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan pestisida di lingkungan pertanian
khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan
tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya
pestisida sintetis atau kimia memeang memeberikan keuntungan secara ekonomis,
namun memberikan kerugian diantaranya yaitu residu yang tertinggal tidak hanya
pada tanaman, tetapi juga air, tanah dan udara, penggunaan secara terus-menerus
akan mengakibatkan efek resistensi berbagai jenis hama. Oleh sebab itu, perlu
dicari pestisida alternatif untuk mensubstitusi pestisida kimia tersebut. salah
satunya adalah penggunaan senyawa kimia alami yang berasal dari tanaman yang
dikenal dengan nama Pestisida Nabati.
Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan sendiri sebenarnya kaya akan
bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap
pengganggunya. Bahan pestisida yang
berasal dar tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah
(Biodegradable) dan tidak membahayakan
hewan, manusia atau serangga non sasaran.
Tanaman atau tumbuhan yang berasal dari alam dan
potensial sebagai pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit
(mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak pedas. Tanaman
atau tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak digunakan sebagai
ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pestisida nabati?
2. Apa
saja tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati?
3. Apa
zat yang terkandung pada daun mimba?
4. Bagaimana
caranya membuat pestisida nabati dari daun mimba?
5. Apa
keunggulan dan kelemahan pestisida nabati daun mimba?
C. Tujuan
1. Mengetahui
definisi pestisida nabati
2. Mengetahui
tumbuhan apa saja yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati
3. Mengetahui
kandungan zat pada daun mimba
4. Mengetahui
cara membuat pestisida nabati dari daun mimba
5. Mengetahui
keunggulan dan kelemahan pestisida nabati daun mimba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati sudah dipraktekkan 3 abad yang
lalu. (ware. 1982). Pada tahun 1690, petani di perancis telah menggunakan
perasan daun tembakau untuk mengendalikan hama kepik. Saat itu penggunaan
pestisida nabati menjadi tumpuan. Jenis tanaman lain yang digunakan sebagai
pestisida nabati adalah piretrum, derris, lily, dan ryania. Bubuk piretrum
tahun 1800 digunakan orang Parsi untuk mengendalian kutu dan derris digunakan
untuk di Kawasan Asia sejak tahun 1848. Sejak ditemukan DDT tahun 1939,
pestisida nabati sedikit demi sedikit ditinggalkan dan petani beralih ke
pestisida kimia.
Karena terbuat dari bahan alami atau nabati maka
jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam jadi residunya singkat
sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu apabila diaplikasikan
akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh maka residunya cepat
menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari residu sehingga tanaman
aman untuk dikonsumsi. Sudarmo (2005) menyatakan bahwa pestisida nabati dapat
membunh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik
yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik yaitu:
1. Merusak
perkembangan telur, larava, dan pupa
2. Mengganggu
komunikasi serangga
3. Menyebabkan
serangga menolak makan
4. Menghambat
reproduksi serangga betina
5. Mengusir
serangga (Repellent)
6. Menghambat
perkembangan patogen penyakit
B.
Macam-macam
Tumbuhan Pestisida Nabati
Spesies tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai bahan
dalam pembuatan pestisida nabati di antaranya yaitu daun gamal (Gliricidia
sepium), ranting dan kulit batang pacar cina (Aglaia odorata), umbi gadung
(Dioscorea hispida), daun tembakau (Nicotiana tabacum), biji dan daun mimba
(Azadirachta indica), biji srikaya, (Annona squamosa), biji nona seberang
(Annona glabra), akar tuba (Derris eliptica), bunga piretrum (Chrysantemum
cinerariaefolium), biji dan daun mindi (Melia azadirach), daun sirih hutan
(Piper sp), biji jarak (Ricinus communis), dan daun pepaya (Carica papaya). Di
antara bahan nabati tersebut, yang paling manjur adalah biji mimba. (Subiyakto
et al., 1999)
C.
Manfaat
Ekstrak Daun Mimba Sebagai Pestisida Nabati
Tanaman mimba termasuk famili Miliaceae. Tingginya
10–25 m, batang tegak berkayu. Daunnya majemuk, letak berhadapan dengan panjang
5–7 cm dan lebar 3–4 cm. Bandingkan dengan daun mindi yang dijumpai tangkai dan
anak tangkai daun. Bijinya bulat, berdiameter sekitar 1 cm berwarna putih.
Tanaman mimba berasal dari Asia Selatan dan Tenggara. Saat ini tanaman mimba
dijumpai di daerah tropik dan sub tropik Afrika, Amerika, dan Australia.
Tanaman mimba tumbuh pada daerah subhumid sampai semiarid dengan curah hujan
450-750 mm/tahun. Tanaman mimba dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-670 m
dpl., pada daerah kering dan panas tanpa irigasi
Manfaat daun mimba sebagai pestisida nabati sangat mengguntungkan bagi para
petani dalam pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat
digunakan sebagai obat tradisional untuk kesehatan. Tanaman Mimba sebagai
pestisida nabati memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis, aman, mudah
didapat dan ramah lingkungan. Zat-zat racun yang ada di dalam tanaman mimba
bermanfaat untuk insektisida, repelen, akarisida, penghambat pertumbuhan,
neumatisida, fungisida, anti virus. Racun tersebut sebagai racun perut dan
sistemik. Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen
yang paling paten.
Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian
penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva
Aedes aegypti. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak,
serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi. Sudah sejak
lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan
yang luas (Broad spectrum), baik digunakan secara sederhana di negara
berkembang, maupun digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika
Serikat. Pada awalnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman yang bukan untuk dikonsumsi, namun
belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk mengendalikan OPT pada
tanaman pangan (food crops) (Ruskin, 1993).
D. Kandungan Kimia Mimba sebagai Pestisida Nabati
Salah satu
jenis pestisida hayati yang sudah banyak dikenal masyarakat dunia adalah yang
berasal dari pohon mimba (Azadirachta indica A. Juss). Selain dikenal
sebagai pestisida dan juga bahan pupuk, bangunan serta penghijauan, belakangan
ini dikenal juga sebagai bahan obat dan kosmetik sehingga disebut sebagai
tanaman multi-fungsi
Biji
mimba mengandung beberapa komponen aktif pestisida antara lain azadirakhtin,
salanin, azadiradion, salannol, salanolacetat, 3-deasetil salanin,
14-epoksi-azadiradion, gedunin, nimbin, dan deasetil nimbin. Dari beberapa
komponen tersebut ada empat senyawa yang diketahui sebagai pestisida, yaitu
azadirakhtin, salanin, nimbin, dan meliantriol. Kandungan azadirakhtin dalam
biji mimba sebesar 2-4 mg azadirakhtin per gram biji kering. Azadirakhtin tidak
langsung mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makan, mengganggu
pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai penghambat makan
serangga. Nimbin bekerja sebagai anti virus, sedangkan meliantriol sebagai
penolak serangga. Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama
pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya
E.
Cara
Pembuatan Pestisida Nabati
Pemanfaatan
biji mimba sebagai pestisida nabati dapat dibuat dengan dua cara, yaitu serbuk
dan ekstrak. Cara pertama adalah cara sederhana, dibuat serbuk. Biji mimba
dibuat serbuk sampai halus, direndam dalam air, disaring dan disemprotkan. Cara
kedua adalah ekstrak, yaitu biji mimba dibuat dengan cara melarutkan serbuk
biji mimba dalam pelarut organik. Cara kedua ini digunakan untuk skala
industri. EBM diformulasi menjadi formula cairan berwarna kuning dengan kandungan
bahan aktif azadirakhtin 0,8–1,2%.
1. Pembuatan Pestisida Nabati dari Biji Mimba
a.
Kering anginkan 50 gram biji mimba
beserta kulit biji sampai kering agar tidak berjamur.
b.
Tumbuk atau haluskan biji menggunakan
blender.
c.
Rendam serbuk biji mimba di dalam 1 liter
air selama semalam (12 jam)
d.
Saring rendaman dengan menggunakan kain
furing
e.
Campurkan larutan hasil penyaringan
dengan 1 gram detergen (berfungsi sebagai pengemulsi), aduk rata.
f.
Encerkan 500 ml larutan biji mimba hasil
saringan di dalam 14 liter air, lalu aplikasikan di lahan pada sore hari.
2. Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Mimba
a.
Haluskan 50 gram daun mimba segar dengan
menggunakan blender.
b.
Rendam daun halus di dalam 1 liter air
selama semalam (12 jam)
c.
Saring larutan dengan kain furing
d.
Campurkan larutan hasil penyaringan
dengan 1 gram detergen, aduk rata.
e.
Encerkan 500 ml larutan daun mimba hasil
saringan di dalam 14 liter air, lalu aplikasikan di lahan pada sore hari.
F.
Keunggulan
dan Kelemahan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati
1. Keunggulan Daun Mimba
Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai
insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
a.
Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga
menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
b.
Cara kerja spesifik, sehingga relatif aman terhadap
vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
c.
Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah
senyawa aktif lebih dari satu.
d.
Murah dan mudah dibuat oleh petani,
e.
Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
f.
Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
g.
Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang
lain.
2. Kelemahan Daun Mimba
Menururt Ruskin (1993) beberapa kelemahan mimba
sebagai pestisida nabati antara lain :
a.
Persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan
dari segi ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang
berulang-ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.
b.
Biaya produksi lebih mahal, sehingga harga jualnya
belum tentu lebih murah dari insektisida sintetik.
c.
Daya kerjanya relatif lambat, tidak membunuh jasad
sasaran secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis,
tidak tahan disimpan dan kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
G.
Efektivitas
Ekstrak Biji Mimba (EBM)
1. Efektifitas Ekstrak Biji Mimba sebagai Larvasida
Keefektifan pestisida nabati EBM sebagai
larvisida (pembunuh larva) terhadap mortalitas ulat jarak (Achea janata)
menyebabkan mortalitas larva A. janata. 79,7% sampai 100%. Larva ulat grayak
(Spodoptera litura) dan ulat tembakau (Helicoverpa armigera) yang diaplikasikan
dengan EBM dapat mengganggu pertumbuhan larva hingga tidak berkembang sampai
mati.
Mekanisme EBM membunuh hama melalui
beberapa cara, seperti merusak perkembangan telur, larva, dan pupa, menghambat
pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, penolak makan, menghambat
reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan, memblokir kemampuan makan
serangga, dan mengusir serangga
2.
Efektifitas
Ekstrak Biji Mimba sebagai Ovisida
Uji efektivitas pestisida nabati EBM
terhadap telur dari ngengat ulat tembakau menunjukkan bahwa secara nyata dapat
membunuh telur (ovisida). Ulat yang disemprot dengan pestisida EBM pada
konsentrasi rendah terkadang tidak mati, tetapi setelah menjadi kepompong
menjadi cacat atau ngengat menjadi cacat atau mati. Kalaupun hidup ngengat
betina tidak menghasilkan telur.
H.
Pemanfaatan
Ekstrak Daun Mimba (EMB) sebagai Pestisida Nabati
Salah
satu permasalahan penyimpanan hasil pasca-panen adalah kerusakan yang
disebabkan oleh serangga hama gudang Sitophilus oryzae. Untuk itu perlu
dilakukan studi kajian daya insektisida botani dari ekstrak daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss) terhadap perkembangan dari serangga hama gudang S. oryzae.
Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan: Perearingan serangga uji S. oryzae,
Pembuatan ekstrak daun mimba dengan konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan
Pembuatan media Oligidik. Dari hasil penelitian ini peningkatan pemberian
ekstrak daun mimba memberikan pengaruh nyata dalam menghambat turunan F1 S.
oryzae, memperpanjang periode perkembangan dan memperkecil nilai indeks
perkembangannya sehingga dari hasil tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif insektisida botani dalam mengendalikan serangga hama gudang S.
oryzae.
Selain itu, EBM telah dimanfaatkan
pada berbagai kegiatan penelitian di lingkup dan di luar Balittas, antara lain
untuk mengendalikan hama ulat buah pada kapas tumpangsari kedelai. Untuk
meningkatkan efektivitas, EBM dapat dicampur dengan biopestisida berbahan aktif
virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV). Kombinasi EBM
dengan HaNPV dapat mengurangi biaya pengendalian hama sekitar 63,4% dan
meningkatkan pendapatan 32,7% apabila dibandingkan dengan penggunaan
insektisida kimia
EBM
sudah dicobakan antara lain untuk mengendalikan hama pada tanaman kapas,
tembakau, kedelai, jeruk, dan sayuran. EBM menyebabkan kematian pada ulat jarak
Achaea janata 78,9-100%. EBM yang dikombinasikan dengan biopestisida Helicovera
armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) untuk mengendalikan ulat kapas Helicoverpa
sp dapat mengurangi biaya pengendalian hama sampai 63,4%. Kendala yang dihadapi
dalam pengembangan EBM adalah daya bunuhnya lambat, berbeda dengan pestisida
kimia. Strategi pengembangan pestisida nabati ke depan adalah perlu sosialisasi
penggunaan pestisida nabati EBM kepada petani melalui Sekolah Lapang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pestisida nabati merupakan pestisida yang berbahan
dasar dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung beberapa komponen aktif pestisida.
2.
Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati
diantaranya yaitu daun gamal, ranting dan kulit batang
pacar cina, umbi gadung, daun tembakau, biji dan daun mimba, biji srikaya, biji
nona seberang, akar tuba, bunga piretrum, biji dan daun mindi, daun sirih
hutan, biji jarak dan daun pepaya.
3.
Kandungan zat kimia yang terdapat dalam daun maupun
biji mimba yang digunakan sebagai pestisida nabati yaitu azadirakhtin,
salanin, nimbin, dan meliantriol.
4.
Cara membuat pestisida nabati yaitu Ekstrak biji atau daun
mimba direndam selama 12 jam, dicampur dengan detergen. Setelah campuran rata
di tambahkan air 14 liter untuk 500 ml larutan pestisida nabati.
5.
Kelemahan dari pestisida nabati yaitu harus disemprot
berkali-kali dan daya kerjanya lambat. Sedangkan kelebihan dari pestisida
nabati yaitu mudah terurai, tidak menimbulkan resistensi, dan menghasilkan
produk yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar