Haniyaturrohmah
Intan Anugrah R
Intan Ismawati
kelompok 16
T-Ipa.Bio.C/VI
Abstrak
Telah
dilakukan penelitian tentang uji pengukuran kapasitas pernapasan paru-paru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kapasitas pernapasan di dalam paru-paru
dan untuk mengetahui kemampuan kapasitas paru-paru setelah beraktivitas maupun
sebelum beraktivitas. Metode pengambilan data dengan cara menghembuskan nafas
sekuat-kuatnya setelah terlebih dahulu mengisi atau menarik nafas secara
maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya pada rancangan alat
pengukur kapasitas paru-paru. Setelah kita melakukan aktivitas maka kondisi
kapasitas paru-paru kita itu akan menurun dibandingkan dengan sebelum kita
melakukan aktivitas.
Pendahuluan
Pada
umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan
jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang juga
dapat mempengaruhi kapasitas paru-paru. Seorang atlet dan pekerja bangunan atau
kuli memiliki kapasitas paru-paru yang berbeda dibandingkan seorang pekerja
kantoran. Seorang yang mempunyai penyakit paru-paru atau asma juga mempunyai
kapasitas paru-paru yang berbeda dibandingkan dengan orang normal. Pada orang
yang memiliki penyakit asma (emfisema), diameter saluran udara pada
paru-parunya menyempit, sehingga aliran udara yang keluar masuk paru-paru
menjadi berkurang. Hal tersebut mengakibatkan adanya penurunan kapasitas
paru-parunya. (Gabriel, 1996).
Kegiatan
inspirasi dan ekspirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas
hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ±
500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada
pernapasan normal. Namun dalam keadaan ekstrim atau olah raga, siklus
pernapasan memerlukan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve
volume). Secara perhitungan matematis Kapasitas Total Paru-paru (KTP) dapat
ditentukan dengan cara mengukur hiperventilasi maksimal dalam satu menit, atau
dengan kata lain Kapasitas Vital (KV) ditambah Volume Residual (KR). Jadi nilai
Kapasitas Total Paru-paru (KTP) = KV + VR. (Hernawati, 2008).
Saat
keadaan normal volume paru-paru manusia mencapai 4500 cc, yang disebut sebagai
kapasitas total udara pernapasan manusia. Pada keadaan normal, kegiatan
inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan hanya mengunakan 500 cc volume udara
pernapasan atau disebut kapasitas tidal. Dari 500 cc udara pernapasan yang
digunakan untuk alveolus hanya sebesar 350 cc saja, sisanya hanya mengisi saluran
pernapasan. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam
proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak
dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau
udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. (Cameron, 1999).
Sewaktu
menghirup udara (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh
pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam paru-paru menyebabkan udara mengalir ke
paru-paru. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru
dan diikuti rongga dada yang menyusut. (Aiello, 2008).
Metode Percobaan
Pada percobaan ini menggunakan alat
dan bahan berupa toples, 2 selang plastik ± 40 cm,
gelas ukur 500 ml, air 1000 ml, wadah/baskom. Adapun langkah-langkahnya yaitu:
a. pada
toples tersebut, pasanglah 2 selang plastik dengan ukuran yang berbeda, untuk tempat
masuknya udara ke toples ukurannya pendek atau tidak menyentuh air, sedangkan
untuk tempat keluarnya air ukurannya panjang atau menyentuh air di dalam
toples.
b. Letakkan
toples dan isilah air sebanyak 1000 ml
c. Siapkan wadah tempat
keluarnya air dari stoples tersebut.
d. Hiruplah napas dalam-dalam dan embuskan napas sekuat-kuatnya lewat mulut ke
dalam stoples berskala melalui selang plastik.
e. Amati beberapa volume air yang keluar dari stoples tersebut.
f.
Kemudian ukur
berapa volume air yang keluar dari
stoples tersebut.
g. Kemudian kita membandingkan antara kapasitas paru-paru sebelum dan setelah
beraktivitas ( berlari ± 1 menit)
Hasil pengamatan
No
|
Nama
|
Jenis kelamin
|
Sebelum beraktivitas
|
Sesudah beraktivitas (berlari ±1 menit)
|
Waktu dan volume air yang dicapai
|
Waktu dan volume air yang dicapai
|
|||
1
|
Ali
|
L
|
Volume air
: 1086 ml
Waktu : 37:26 s
|
Volume air
: 616,6 ml
Waktu : 26:61 s
|
2
|
Anto
|
L
|
Volume air
: 663,3 ml
Waktu : 21:62 s
|
Volume air
: 650 ml
Waktu : 20:47 s
|
3
|
Aisyah
|
P
|
Volume air
: 873 ml
Waktu : 27:62 s
|
Volume air
: 733,3 ml
Waktu : 27:98 s
|
Rata-rata
waktu dan volume air yang dicapai dari keempat sampel tersebut.
Keadaan Biasa
Volume air :
857,65 ml
Waktu : 27:8125 s
Setelah Beraktivitas (berlari ±1 menit)
Volume air :
687,325 ml
Waktu : 25:0875 s
Pembahasan
Apabila seseorang beristirahat setelah melakukan aktivitas maka daya tahan
kardorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak
melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan seseorang akan menyebabkan otot
menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot terutama otot pernapasan meyebabkan
pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang
terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orangyang berlatih
bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen
yangdiperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga
dengan jumlahoksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya.
Setelah kita melihat penjelasan diatas ternyata
kapasitas paru-paru manusia setelah beraktivitas lebih tinggi dibandingkan
sebelum beraktivitas. Itu dikarenakan, perlakuan yang diberikan kelompok kami
itu berbedah. Yang seharusnya setelah kita beraktivitas kitas harus beristirahat
sejenak untuk menenangkan pernapasan kita. Setelah itu baru kemudian kita
melakukan perlakuan. Tetapi yang terjadi pada kelompok kami yaitu setelah
beraktivitas kita tidak beristirahat sejenak tetapi kita lansung melakukan
perlakuan, akibatnya kapsitas paru-paru itu menjadi lebih rendah dikarenakan
pergerakan udara pada paru-paru kita belum stabil sehingga data yang kita
rangkum itu terjadi kejanggalan, dimana kapasitas paru-paru sebelum
beraktivitas lebih tinggi dibanding kapasitas paru-paru setelah beraktivitas.
Kesimpulan
Kapasitas paru-paru manusia setelah beraktifitas lebih tinggi di bandingkan
dengan kapasitas paru-paru manusia sebelum beraktifitas. Kapasitas paru-paru manusia setelah beraktivitas kemudian beristirahat
lebih besar di bandingkan kapasitas paru-paru manusia setelah beraktivitas
tanpa istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar